Rasanya masih seperti kemarin. Bersiap dengan cermat, menuju empat belas hari petualangan ke tiga negara bersama suami tercinta dan dua gadisku.
Juga masa yang lain, ketika bersiap menuju ke rumah Allah bersama keluarga besar. Masih terasa keriuhan yang terjadi, lebih sakral.
Hebohnya, serunya, ramainya. Adrenalin yang memuncak saat harus mengurus ini itu. Rasa menggelepar di dada ketika sudah akan berangkat. Never ending excitement saat di bandara. Lalu ingin menghentikan waktu saat perjalanan sudah dimulai. Merekam momen kulakukan dengan hati, mata, telinga, jiwa, dan notes singkat. Kamera? Hanya seperlunya, demi mengingat setting untuk dituliskan kembali. Tapi seringnya aku membuat seluruh sel di tubuhku merekam setiap detiknya. Lagipula, aku malas difoto, bukan manusia fotogenik.
Sekarang, ternyata foto-foto itu begitu membantu. Sedikit menyesal kenapa tidak mengambil lebih banyak. Hanya saja, ketika memandang satu foto, ribuan memori berdatangan. Sambil mengintip sedikit ke itinerary yang masih tersimpan rapi, aku mengalirkan kembali semua kenangan ke masa kini.
Nikmati waktumu, gaes. Belum tentu besok datang lagi. Selesaikan your pending task, belum tentu sempat nanti. Prioritas berganti, cara pandang pada kehidupan bergeser. Ah, ini kalimat fragmentaris.
Aku mengganti prioritas kehidupan. Aku mengubah caraku memandang kehidupan. Aku, pengin mbolang lagi.
#windyeffendy #jurnalagustus #perlima #perlimamenulishari9
https://www.facebook.com/windyrachmawati/posts/10222532045102145
No comments
Post a Comment