Senang sekali menerima buku ini dari @bhuanasastra berkat memenangkan salah satu dugaan teori konspirasi di dalam buku ini. Apalagi ketika harus review, aku pun melakukannya dengan riang gembira.
Buku ini memberikan warna baru untuk bacaan thriller Indonesia. Cukup menyenangkan ketika dari awal sudah diajak untuk mengikuti tokohnya, Aksa, untuk memecahkan misteri potongan mayat yang ditemukan di bawah Patung Dirgantara Pancoran. Detil dan deskripsi yang digunakan untuk menceritakan suasana, karakter, dan pekerjaan yang dilakukan, cukup enak dibaca. Aku menjadi penasaran, ingin segera tahu bagaimana misteri ini dipecahkan.
Beberapa hal yang sedikit mengganggu adalah pemakaian diksi yang terlalu berlebihan menurutku dalam kisah thriller seperti ini. Memacu tungkai, misalnya, akan lebih enak ketika dituliskan cukup dengan berlari saja. Istilah “menggantung rendah rahangnya”, hm, tak urung membuatku terkikik.
Hal lain yang cukup mengganggu adalah bagaimana penulis mencoba mendeskripsikan tokohnya dengan cara yang hampir serupa dalam halaman yang berdekatan atau sama. Seolah pembaca (baca:aku) harus segera dijejali dengan gambaran bagaimana rupa tokoh ini.
Beberapa kalimat juga terasa tidak efektif dan berputar-putar. Sayang rasanya menghabiskan kata untuk pace buku seperti ini di hal-hal yang tidak perlu. Padahal, masih banyak detail lain yang bisa dimasukkan untuk membuat buku ini terasa lebih kental.
Satu lagi, banyak kebocoran PoV dalam satu bab yang membuat aku mengernyitkan dahi. Dalam sebuah penulisan cerita fiksi, terlalu cepat berpindah PoV tidak akan membuat pembaca menjadi nyaman. Di sini, seringnya pembaca diajak melompat-lompat dari isi kepala satu tokoh ke tokoh lainnya, dari satu emosi tokoh ke tokoh lainnya, hanya berbeda kalimat, masih dalam satu halaman, bahkan.
Bila ingin menggunakan PoV 3 mahatahu—yang sering digunakan oleh para penulis muda sekarang ini—pastikan tidak masuk jauh ke dalam isi kepalanya di dalam satu bagian. Bila perpindahan PoV ini digunakan dengan tepat, seperti menggunakan tanda bintang, atau ganti bab, mungkin akan terasa lebih enak dibaca.
Namun, aku suka sekali dengan adanya tambahan features yang diberikan pada pembaca, seperti peta, dan juga giveaway program dengan melakukan review ini.
Tema yang diambil pun cukup menarik. Banyak yang bisa dipelajari tentang proses otopsi misalnya, serta penyelidikan para detektif muda ini.
Dari bab-bab pertama, kita sudah dibuat untuk bergegas. Tak ada waktu untuk menanti hal yang berbunga-bunga dan mendayu-dayu. Perjalanan membaca buku ini juga membuat kita mengintip peta yang disertakan. Cukup menarik.
Lalu apakah aku akan merekomendasikan buku ini? Boleh, silakan. Cukup ringan untuk dibaca cepat dan abaikan detail-detail yang kuceritakan tadi. Cukup seru mengikuti jalan cerita dan bagaimana penulis menelusur Jakarta untuk memecahkan misterinya.
Judul Buku: Skeleton 13
Penulis:Meda
Penerbit: GWP
Jumlah halaman: 344 halaman
Paper book, jilid soft cover
#windyeffendy #bookreview #skeleton13 #bhuanasastra #gwpbook #bookthriller
No comments
Post a Comment