Semangat yang membara saat membersihkan rumah pagi itu tiba-tiba musnah ketika tangkai pel di tanganku tak bisa berfungsi sempurna. Dia patah! Seketika geram hatiku‚sekaligus kecewa.
Tangkai pel yang berwarna biru muda itu bisa dinaikturunkan dengan mudah—ketika dia masih berfungsi sempurna. Namun, pagi itu dia sama sekali tak bisa bergerak. Ketika aku mencoba untuk menekan tombol pengunci, terdengar suara yang amat keras dari benda itu. Tzaak! Dia patah.
Pel ini biasa aku gunakan untuk membersihkan rumah dari depan sampai belakang. Selain aku, ada satu mbak yang datang setiap Selasa dan Jumat untuk membersihkan rumah. Bila ia datang, tentu pel ini digunakan dalam tugasnya bersih-bersih rumah. Ternyata, selama ini, tuas pengunci itu sudah patah dan tangkainya sudah tidak bisa dinaikturunkan lagi. Yang dilakukan oleh si mbak adalah mengikat bagian tuas yang patah itu dengan karet rambut yang berwarna sama. Aku tidak memperhatikan karet rambut itu pada awalnya. Setelah kutelusuri dengan saksama, ternyata dia bertugas membuat si tuas seolah-olah masih ada di tangkainya, dan baik-baik saja. Begitu karet rambut itu dibuka, tuas pun gugur, jatuh ke lantai.
Aku tak habis pikir dengan kejadian ini. Pertama, si mbak tidak terus terang dan melaporkan kejadian putusnya tuas ini. Takut atau malas, tidak jelas. Aku juga lelah untuk bertanya. Kedua, entah bagaimana cara ia menggunakan pel ini hingga sampai patah tuasnya. Itulah yang membuatku menuliskan tulisan ini—yang semi curhat.
Pentingnya Belajar Fisika
Dulu, mungkin ada yang berkata: ngapain anak perempuan sekolah tinggi-tinggi; atau ngapain anak perempuan belajar Fisika dan Kimia di SMA, gak ada gunanya.
Pernah dengar?Aku dulu sangat menyukai pelajaran Fisika di sekolah. Kimia, eng, suka, tetapi sayang gurunya tidak asyik, sehingga aku tidak maksimal menyelaminya. Ehm, balik ke Fisika. Bagiku pelajaran itu adalah murni logika, dan seru. Ternyata, ketika sudah berumah tangga, aku baru menyadari benar kegunaan pelajaran ini.
Di dunia fisika, kita belajar soal titik tumpu, tuas, gaya, percepatan, fluida, energi, dan sebagainya. Bagiku, itu adalah sebuh misteri yang sangat seru untuk dipecahkan. Nah, selama belajar biasanya kita diajak bereksperimen. Ternyata, di dunia nyata, di rumah, bahkan sebagai ibu rumah tangga, kita akan bertemu dengan hal-hal ajaib ini. Sangat dekat.
Itulah yang membuatku menyadari dan bersikukuh bahwa semua yang ada di dalam rumah adalah tentang Fisika, dan Kimia. Itu adalah ilmu nyata yang bisa diterapkan dengan mudah.
Contohnya soal suka ria mengepel ini. Kita akan mempraktikkan titik tumpu, sudut, gaya dorong, serta tekanan sekaligus. Untuk mengepel sudut tertentu, kita harus memposisikan tangkai pel sedemikian rupa agar dia bisa mencapai pojok itu dengan sempurna. Untuk meraih bawah kolong meja atau kursi, kita harus merunduk dalam sudut tertentu dan memegang tangkai pel pada satu titik tumpu yang tepat, agar bisa mengayunkan tangkai dengan mudah dan ringan, dan tidak membuat sakit punggung.
Mendorong galon air mineral, atau benda besar seperti lemari, juga ada triknya agar tidak membuat beban berlebihan pada punggung. Ada sudut dan titik-titik tumpu tertentu yang harus ditekan agar dorongan menjadi ringan.
Memasak, oh tentu saja penuh dengan urusan fisika dan kimia itu. Menggoreng tempe dan tahu hanya akan sempurna apa bila minyak sudah dipanaskan dengan suhu tertentu, dan mereka ada dalam minyak selama waktu tertentu. Mengulek sambal pun demikian. Penting untuk menempatkan sudut tangan dan kaki dengan tepat serta mengambil jarak yang benar agar ulekan bisa lembut sempurna karena tekanan yang keluar maksimal.
Sederhana, tetapi Berguna
Masih banyak lagi yang bisa dibahas dari soal fisika dalam rumah tangga ini. Tentu saja, para pembaca akan bosan bila aku mengulasnya dengan sangat detail. Aku bahkan terpikir untuk membuat buku, demi meluapkan kegemasanku atas urusan rumah tangga yang remeh temeh ini, yang sebenarnya bisa dijelaskan dan dilakukan dengan mudah menggunakan hukum fisika dasar.
Itulah mengapa para perempuan, seharusnya, wajib menyimak dengan baik saat pelajaran Fisika diberikan. Hal-hal mendasar yang sepertinya sederhana, sangat berguna ketika akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Aku pun berpikir, pekerja rumah tangga, atau bahkan ibu rumah tangga, terkadang tidak mempertimbangkan hal-hal itu. Akibatnya ada keluhan sakit pinggang, sakit di kaki, terjepit, dan sebagainya. Paling tidak, memahami ilmu fisika—yang sederhana pun—akan mengurangi keluhan-keluhan seperti itu.
Muluk memang bila mengharapkan mbak-mbak untuk bisa menerapkan ilmu fisika. Cukuplah kita sebagai pemilik rumah, penguasa urusan dalam negeri, yang memahami dan menerapkan itu. Mengajarkannya kepada mereka pun juga akan memakan waktu lama dan diterima dengan masa bodoh. Setidaknya ketika kita melakukannya sendiri, pekerjaan akan selesai lebih cepat, tanpa perlu bersusah payah dan mengeluh kesakitan. ~
No comments
Post a Comment