Aku berani sendirian di rumah kok!
Itu selalu yang dikatakan anak-anak bila kami berdua harus meninggalkan rumah dalam beberapa waktu.
Iya sih nak, memang berani. Tapi mama yang kuatir.
Jadi yang bermasalah siapa sebenernya ? 😂👩
Kemudian mau tak mau, kami melakukan ini sebagai pembelajaran untuk kami dan anak-anak juga. Apakah anak-anak ketika ditinggal sendiri bisa melaksanakan tanggung jawabnya? Apakah kami yang meninggalkan anak-anak di rumah bisa tenang dan memasrahkan sepenuhnya kepada Alloh?
Ketika Fia sudah bisa menjaga adiknya, mulai kami lepas untuk ditinggal dirumah sendiri.
Semakin besar seperti sekarang ini, sering dia di rumah sendiri. Masak sendiri, mencuci piring sendiri. Menyiapkan segala sesuatu sendiri.
Hitung-hitung latihan ngekost.. ^mak kejam👧💋
Kemudian, Ica mulai belajar untuk di rumah sendiri. Alhamdulillah sejak pindah ke rumah sekarang, Ica dan Fia sudah mulai sangat nyaman dan mampu mengatasi hal-hal kecil yang harus dilakukan sendiri.
Suatu ketika, Ica menolak ikut kami ke suatu acara. Dan saya sangat gusar karena saya tidak nyaman membiarkan dia di rumah sendirian. Ketika awalnya Ica bilang ikut, tapi kemudian di dekat menit terakhir, dia menolak.
Dengan setengah jengkel saya memarahi dia, walau kemudian menyesal. Tapi itu terjadi karena saya tidak sedang dalam kondisi siap meninggalkan dia sendiri di rumah.
Singkat cerita, saya galau sepanjang malam memikirkan Ica sendiri di rumah. Ingin lekas pulang dari acara itu.
Ketika sampai di rumah, lekas-lekas saya cek Ica, Alhamdulillah baik-baik saja.
Ya iyalah sudah gede. Sudah SMP kelas 2. Saya yang terlalu khawatir.
Tapi yang bikin surprise, ternyata Ica mencuci semua piring dan menatanya kembali masuk ke lemari.
Love you Dek.
#hari8
#gamelevel2
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
#melatihkemandirian
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
No comments
Post a Comment