Resensi Film Anime Ghibli: Kiki's Delivery Service oleh Windy Effendy
Aku masih bersenang-senang dengan film-film Ghibli. Setelah Spirited Away, aku pun beralih ke satu film fenomenal lainnya: Kiki's Delivery Service. Sekali lagi aku terpesona, terjerat, dan tak mau pulang.
Seperti film-film Ghibli garapan Hayao Miyazaki, tokoh utama film ini adalah seorang gadis kecil pemberani yang memiliki kekuatan tekad. Masih berkutat dengan dunia sihir yang menakjubkan, Miyazaki menunjukkan bahwa tak selamanya para penyihir itu jahat. Sebuah sisi lain yang diangkat, yang bertolak belakang dengan banyak film Disney klasik yang kebanyakan menempatkan penyihir sebagai tokoh antagonisnya.
Terbang Mengantar Barang
Kiki adalah penyihir muda yang harus melakukan debut di usianya yang ketiga belas tahun. Sebagai tradisi, di sebuah malam bulan purnama setiap penyihir muda harus pergi berpetualang ke kota lain, naik sapu terbang, lalu berbakti di kota itu sebagai penyihir baik yang membantu warga kota. Kiki sudah tidak sabar menantikan hari debutnya.
![]() |
Sumber gambar: Wikipedia |
Ketika hari itu tiba, dengan bersemangat Kiki pun berangkat. Ia ditemani oleh Jiji, si kucing hitam kesayangannya. Kedua orang tuanya mendukung niat Kiki untuk berangkat di malam yang cerah itu. Tidak hanya orang tuanya, teman-teman dan sahabat keluarga Kiki pun melambaikan tangan kepada Kiki saat ia melesat ke langit. Adegan Kiki menabrak beberapa pohon hingga membunyikan bel yang ada di pohon-pohon itu sangatlah lucu.
Pada akhirnya, Kiki menemukan sebuah kota yang tak memiliki satu pun penyihir di sana. Ia berjumpa dengan seorang pemilik toko kue yang baik hati, Osono, yang kemudian memperbolehkannya tinggal di rumahnya. Bersamaan dengan itu, Kiki memulai usaha barunya yaitu jasa pengiriman barang melalui udara. Setiap kali ada yang membutuhkan bantuannya, Kiki pun melayang terbang bersama Jiji menggunakan sapunya.
Pesan Kehidupan dari Kiki
Film ini menunjukkan perkembangan karakter Kiki dari seorang anak perempuan lucu menjadi pribadi yang lebih dewasa. Kiki menunjukkan pentingnya tanggung jawab, ketika ia harus mengantarkan barang walau hujan deras turun. Juga ketika boneka kucing hitam yang harus diantarnya terjatuh dan hilang, Kiki merelakan Jiji untuk menjadi pengganti sementara. Jiji berpura-pura menjadi boneka pada saat Kiki berkeliling mencari boneka yang jatuh itu.
Sebagai remaja, karakter Kiki juga memiliki pasang surut. Kemandiriannya sebagai remaja berusia 13 tahun yang hidup sendiri di kota asing, juga tiba-tiba lenyap ketika ia jatuh sakit, demam karena kehujanan. Kiki masih membutuhkan bantuan Osono untuk merawatnya. Kiki pun bisa tiba-tiba murung tanpa sebab. Ketika kekuatan sihirnya melemah, Kiki pun merasa khawatir. Dalam titik terendahnya, Kiki merasa putus asa hingga datang seorang sahabat barunya, Ursula, seorang pelukis perempuan yang membuka pikirannya. Kiki pun bangkit lagi dan terus berusaha. Sebuah kekuatan hati yang ditunjukkan oleh seorang Kiki.
Jiji, kucing hitam Kiki, diceritakan tiba-tiba tidak lagi berbicara. Dalam sudut pandang yang lain, Kiki tidak lagi bisa memahami ucapan Jiji. "Talk to me," kata Kiki ketika mendengar Jiji mengeong, bukan bicara. Pada saat yang sama, Jiji telah menemukan kucing putih cantik bernama Lily. Hal itu menjadi gambaran bahwa ketika kedewasaan datang, jiwa anak-anak tak perlu lagi saling bicara. Kiki telah menembus batas imajinernya dan menjadi sosok yang lebih dewasa.
Sebagian Kecil dari Novel
Judul asli film ini adalah Majo no Takkyūbin (魔女の宅急便). Film yang ditulis dan disutradarai oleh Hayao Miyazaki ini diangkat dari novel karya Eiko Kadono pada 1985 dengan judul yang sama. Kisah yang difilmkan ini hanyalah sedikit dari isi novelnya.
Novel yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa—termasuk bahasa Indonesia—itu telah meraih banyak penghargaan. Dengan genre coming of age, novel fantasi ini mendapat banyak pujian. Penghargaan yang sudah diterimanya antara lain Shogakukan Award for Children's Literature, Noma Award for Juvenile Literature, dan Hans Christian Andersen Award pada 2018 (sumber: www.gramedia.com/blog).
Film dan novel ini mengajarkan tentang hubungan antarpersonal yang cukup intens, juga bagaimana memupuk rasa percaya kepada orang lain, serta pelajaran tentang kehidupan yang sangat baru untuk usia anak yang bertumbuh seperti Kiki. Selain itu, film ini juga menitipkan pesan tentang ketulusan hati, kekuatan tekad, serta persahabatan yang kuat.
Persahabatan Kiki dan Tombo, seorang anak laki-laki yang baik hati, membawa mereka pada petualangan yang seru. Kesulitan yang dialami Tombo membuat Kiki mampu mendorong dirinya untuk kembali terbang dengan sapu dan menyelamatkan sahabatnya.
Film Sederhana yang Memukau
Seperti garapan Studio Ghibli lainnya, Kiki's Delivery Service juga menampilkan gambar yang indah, detail yang menawan, serta lagu-lagu yang nikmat didengarkan. Tokoh utama yang manis, dengan sikapnya yang menyenangkan, membuat aku merasa nyaman dengan film ini.
![]() |
sumber gambar: gramedia.com/blog/ |
Petualangan Kiki juga tidak sedahsyat Chihiro dalam Spirited Away, tidak seabsurd Satsuki di My Neighbor Totoro, atau semenantang Sophie dalam Howl's Moving Castle. Namun, ceritanya mudah dinikmati dan menyenangkan, dan lebih relate dengan kehidupan sehari-hari. Latar kota yang ditampilkan kental dengan suasana Eropa. Disebutkan di Ghibli Fandom, Miyazaki dan timnya melakukan perjalanan hingga ke Stockholm. Inspirasi pun juga diambil dari Visby, sebuah kota kecil di Pulau Gotland, sebelah timur daratan Swedia. Bangunan kuno nan cantik dan liku-liku kota yang mempesona tergambar dengan indah di dalam Kiki's Delivery Service.
Toko roti milik Osono, terinspirasi dari Ross Bakery yang terletak di Tasmania. Sebagai penghargaan, pemilik Ross Bakery membuat lantai duanya menjadi kamar seperti kamar Kiki dalam film. Banyak pengunjung yang datang ke sana hanya untuk berada di "Kamar Kiki".
Pada akhirnya, film ini membuatku tersenyum. Jiwa anak-anakku masih menari-nari dengan menikmati film anime sebagus ini. Deretan judul lainnya masih banyak, mari kita selesaikan!
Judul : Kiki's Delivery Service (judul asli: Majo no Takkyūbin)
Sutradara/Screenplay: Hayao Miyazaki
Produser: Hayao Miyazaki
Sinematografi: Shigeo Sugimura
Editing: Takeshi Seyama
Musik: Joe Hisaishi
Dibuat oleh: Studio Ghibli
Distribusi : Toei
Tanggal rilis: 29 Juli 1989
Durasi: 102 menit
#windyeffendy #resensifilm #kikideliveryservice #studioghibli #filmanime #animation #jijithecat
No comments
Post a Comment